Benedictus XVI ternyata bukan sekedar paus peralihan. Ia melakukan dobrakan besar, bukan reform atau renewal, melainkan RENAISSANCE terhadap liturgi. Praktek-praktek liturgi pasca Konsili Vatikan II yang makin lama makin bersifat harrasment & sacrilegy secara bertahap tapi pasti akan dimusnahkan.
SEMOGA:
Tidak ada lagi liturgi eksperimen, di mana warna-warna norak bagai permen karet digunakan dalam liturgi.
Tidak ada lagi lagu-lagu yang merusak kekhidmatan, yang asalnya tidak liturgis, yang secara sembarangan dipakai dalam liturgi.
Tidak ada lagi drama-drama profan dan ngawur diperankan dalam ruang-ruang Gereja.
Tidak ada lagi pelecehan area panti imam oleh putri-putri altar.
Tidak ada lagi suasana TIDAK KHIDMAT dalam misa-misa kita.
SEMOGA akan kembali suasana doa yang sungguh dalam, yang membawa kita ke ketinggian ILAHI,
PRO GLORIA DEO!!
Selasa, 08 April 2008
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar